Saya yakin teman-teman semua pasti
sudah pada ga asing lagi kan sama yang namanya begal ? Begal motor yaa bukan
begal hati, hehehe. Dari berbagai media
informasi yang saya dapatkan, saat ini
aksi begal motor semakin merebak dan
tentu saja sangat meresahkan masyarakat. Karena tak tanggung-tanggung , tak
hanya motor yang hilang, nyawapun bisa ikut melayang akibat ulah para
‘begalers’. Yak, begal memang menjadi
masalah serius yang mengancam ketentraman rakyat Indonesia saat ini.
Selain berbagai macam tindak
kejahatan (salah satunya begal tersebut), yang masih saja menjadi masalah bagi
negeri ini dan harus segera dimusnahkan adalah korupsi. Harus. Tentu saja harus.
Karena masalah ini dapat menjadi sumber timbulnya atau bahkan memperparah masalah besar yang lain, yakni kemiskinan. Dan seperti yang bisa kita lihat dan kita rasakan saat ini, perbuatan tercela ini seolah-olah merupakan hal yang telah lumrah terjadi. Tidak hanya
dilakukan oleh para pejabat tinggi, bahkan anak kecil pun kini telah terbiasa
melakukannya meski dalam lingkup yang lebih kecil, misalnya di sekolah atau di
rumah.
“Loh,
kok bisa sih ?”
Mungkin itu salah satu pertanyaan besar
yang timbul di otak kita atas masalah-masalah yang tak kunjung usai
tersebut.
Begal ? Tak akan terjadi jika pelakunya benar-benar
berpegang teguh pada prinsip etika, bukan? Begitu juga dengan korupsi.
Jadi pada intinya, salah satu faktor
penyebab maraknya korupsi, kejahatan, dan kemiskinan di Indonesia adalah rendahnya
penerapan etika yang terkait dengan kesalehan individu dan kesalehan sosial.
Kesalehan
Individu
Kesalehan adalah segala bentuk perbuatan atau
amalan-amalan yang baik, yang dikerjakan oleh setiap individu manusia dengan
didasari keberimanan (bertauhid) kepada Tuhan. Kesalehan
individu berarti berkumpulnya sifat-sifat kebaikan pada diri seseorang sehingga
menyebabkan dirinya terpelihara dari kemudharatan dan kemungkaran.
Kesalehan Sosial
Kesalehan
sosial merupakan bentuk kesalehan yang lebih ditentukan oleh kehidupan praktis
seseorang, seberapa banyak kegiatan-kegiatan sosial yang ia lakukan, seberapa
jauh rasa toleransi, kepedulian terhadap sesama, cinta kasih, harga-menghargai,
dan perilaku lainnya yang berdimensi sosial. Kesalehan sosial merupakan perwujudan, manifestasi dan apresiasi keimanan
dalam praksis sosial.
Dari
Kesalehan Individu Menuju Kesalehan Sosial
“Yang penting mah udah ngelaksanain semua perintah Allah, sholat udah,
puasa jalan, zikir lancar, zakat bayar, haji kelar. Terserah orang lain mau
gimana, mau susah kek, mau senang, kagak ada ngaruhnya juga di gue.”
Pemikiran di atas tentu saja salah. Seseorang tidak
hanya dituntut untuk berakhlak baik terhadap Allah, tapi juga berakhlak mulia
terhadap sesama. Bagaimana caranya ? Tentu saja dengan menyeimbangkan antara
kesalehan individu dan kesalehan sosial.
Menurut
Guntur, sebagaimana yang dikutip Mohammad Sobary, kesalehan sangat berkaitan
erat dengan ibadah. Kemudian ia menjelaskan lagi bahwa ada dua macam kesalehan,
yaitu kesalehan ritualistik dan kesalehan sosial. Lebih lanjut Guntur
menjelaskan bahwa kesalehan ritualistik adalah menampakkan diri dalam bentuk
mengingat Allah, salat lima waktu dan berpuasa. Sedangkan kesalehan sosial
semua jenis kebajikan yang ditunjukkan pada manusia, misalnya bekerja demi
mendapatkan nafkah untuk anak dan istri.
Sebagaimana
yang penulis utarakan diawal, bahwa amal saleh adalah segala bentuk perbuatan
atau amalan-amalan yang baik, yang dikerjakan oleh setiap individu manusia
dengan didasari keberimanan (bertauhid) kepada Tuhan. Maka, kesalehan individu
akan memberi dampak pada kesalehan sosial. Karena perbuatan individu yang
didasari dengan bertauhid itu akan terefleksikan dalam perilaku sosial.
Nah,
jika tingkat penerapan etika terkait dengan kesalehan individu dan kesalehan
sosial sudah tinggi, maka tentu saja lambat laun masalah korupsi, kejahatan,
dan kemiskinan dapat terselesaikan. Karena ketika seseorang akan melakukan
perbuatan tercela, ia akan ingat bahwa Tuhan selalu mengawasinya. Dan seseorang akan berpikir berulang kali
bahwa perbuatan tercela yang akan dilakukannya dapat memberikan dampak negatif
bagi orang lain.
Sehingga
dapat disimpulkan, bahwa adanya kesalehan individu dan kesalehan sosial dapat
menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang sejahtera,
aman, tentram, dan damai.
Demikian
artikel yang dapat saya tulis, semoga bermanfaat J
Referensi
:
3. Yusran Razak, (ed), hlm 144
Komentar
Posting Komentar